Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu ummat, maka tak salah kalau pers menjulukinya ‘Dai Sejuta Umat’. Suami Hj. Kholilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tetapi juga ke beberapa negara Asia. Sejak itu, dai yang punya hobi mendengarkan lagu-lagu dangdut ini mulai dilirik oleh beberapa stasiun televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televisi swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah yang disebut "Nada dan Dakwah".
Kepiawaian ceramahnya sempat mengantarkan Zainuddin ke dunia politik. Pada tahun 1977-1982 ia bergabung dengan partai berlambang Ka’bah (PPP). Jabatannya pun bertambah, selain dai juga sebagai politikus. Selain itu, keterlibatannya dalam PPP tidak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham Chalid. Sebab, gurunya yang pernah jadi ketua umum PBNU itu salah seorang deklarator PPP. Dia mengaku lama nyantri di Ponpes Idham Khalid yang berada di bilangan Cipete, yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU.
Sebelum masuk DPP, dia sudah menjadi pengurus aktif PPP, yakni menjadi anggota dewan penasihat DPW DKI Jakarta. Lebih jauh lagi, berkat kelihaiannya mengomunikasikan ajaran agama dengan gaya tutur yang luwes, sederhana, dan dibumbui humor segar, partai yang merupakan fusi beberapa partai Islam itu jauh-jauh hari (sejak Pemilu 1977) sudah memanfaatkannya sebagai vote-getter. Bersama Raja Dangdut Rhoma Irama, Zainuddin berkeliling berbagai wilayah mengampanyekan partai yang saat itu bergambar Ka’bah -sebelum berganti gambar bintang. Hasil yang diperoleh sangat signifikan dan memengaruhi dominasi Golkar. Tak ayal, kondisi itu membuat penguasa Orde Baru waswas. Totalitas Zainuddin untuk PPP bisa dirunut dari latar belakangnya. Pertama, secara kultural dia warga nahdliyin, atau menjadi bagian dari keluarga besar NU. Dengan posisinya tersebut, dia ingin memperjuangkan NU yang saat itu menjadi bagian dari fusi PPP yang dipaksakan Orde Baru pada 5 Januari 1971. Untuk diketahui, ormas lain yang menjadi bagian fusi itu, antara lain, Muslimin Indonesia (MI), Perti, dan PSII. Because speech is often attended by tens of thousands of humanity, then no one if the press dubbed him 'Dai Million Muslim'. Hj husband. Kholilah is increasingly known to the public when the speech began to enter the world of recording. The tape circulated not only throughout the archipelago, but also to some Asian countries. Since then, dai who had a hobby of listening to the songs dangdut began ogled by several television stations. Even contracted by a haj travel agency in cooperation with the private television safari along with the artists to various areas of the so-called "Nada and Propagation".
Zainuddin delivering his speech had expertise to the world of politics. In 1977-1982 he joined the party bearing the Kaaba (PPP). His position was increased, in addition to propagators as well as a politician. In addition, involvement in PPP can not be separated from the teacher ngajinya, KH Idham. Therefore, the teacher who had been a chairman of NU was one of the declaratory PPP. He claimed long nyantri Ponpes Idham Khalid who was in the number Cipete, the latter is identical as in the NU stronghold.
Before entering DPP, he has become an active board of PPP, which is a member of the advisory board of DPW Jakarta. Furthermore, thanks to the shrewdness of communicating religious doctrine with a narrative style that is flexible, simple, fresh and flavored humor, the party which is a fusion of several Islamic parties that long ago (since Election 1977) already use it as a vote-getter. Together with the King of Dangdut Rhoma Irama, Zainuddin around the various regions to campaign for the party at the time the Kaaba -before changing display pictures of the stars. The results are significant and affect the dominance of Golkar. Inevitably, the condition that made the New Order ruler alarmed. The totality Zainuddin to PPP can be traced from the background. First, culturally he Nahdliyin, or be part of a big family NU. With his position, he wants to fight for NU who was a part of a fusion of New Order PPP imposed on January 5, 1971. For information, other organizations that are part of the fusion, among others, Muslimin Indonesia (MI), Perti, and PSII.
This version of Ceramah Zainuddin MZ Android App comes with one universal variant which will work on all the Android devices.
If you are looking to download other versions of Ceramah Zainuddin MZ Android App, We have 1 version in our database. Please select one of them below to download.