Koleksi Lagu Hit Dewa 19

About Koleksi Lagu Hit Dewa 19 Android App

Dewa 19 adalah sebuah grup musik yang dibentuk pada tahun 1986 di Surabaya, Indonesia. Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personel dan formasi terakhirnya sebelum dibubarkan pada tahun 2011 adalah Ahmad Dhani (kibor), Andra Junaidi (gitar), Once Mekel (vokal), Yuke Sampurna (bass) dan Agung Yudha (drum). Setelah merajai panggung-panggung festival di akhir era 1980-an, Dewa 19 kemudian hijrah ke Jakarta dan merilis album pertamanya pada tahun 1992 di bawah label Team Records.[1]

Grup ini telah meraih keuntungan sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre rock dan pop. Album yang mereka rilis nyaris selalu mendapat sambutan bagus di pasaran, bahkan album mereka yang dirilis tahun 2000, Bintang Lima, merupakan salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan hampir 2 juta keping.[2][3][4] Pada tahun 2005, majalah Hai menobatkan Dewa 19 sebagai band terkaya di Indonesia dengan pendapatan mencapai lebih dari 14 miliar setahun.[5] Di tengah kesuksesan yang diraihnya, grup ini sempat beberapa kali tersandung masalah hukum, termasuk masalah pelanggaran hak cipta dan perseteruan dengan ormas Islam Dewa 19 is a musical group formed in 1986 in Surabaya, Indonesia. This group has encountered several personnel changes before the final formation and disbanded in 2011 is Ahmad Dhani (keyboards), Andra Junaidi (guitar), Once Mekel (vocals), Yuke Sampurna (bass) and the Supreme Yudha (drums). Having dominated the festival stages in the late 1980s, Dewa 19, then moved to Jakarta and released his first album in 1992 under the label Team Records. [1]

The group has earned a profit throughout the 1990s and 2000s through a series of songs genre of rock and pop. The album that they release almost always well received in the market, even those albums were released in 2000, Five Star, is one of Indonesia's best-selling album with sales of nearly 2 million copies. [2] [3] [4] In 2005, Dewa 19 O magazine crowned as the richest band in Indonesia with revenues reaching more than 14 billion a year. [5] In the midst of his success, this group had several times stumble legal problems, including the problem of copyright infringement and a feud with Islamic organizations